Profil Desa Sutapranan
Ketahui informasi secara rinci Desa Sutapranan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Sutapranan, Kecamatan Dukuhturi, Tegal, merupakan wilayah strategis dengan modal sosial yang kuat dan potensi pertanian yang berkembang. Berbasis pada ekonomi kerakyatan dan didukung oleh inisiatif pemberdayaan masyarakat, desa ini terus bertumbuh se
-
Lokasi Strategis
Terletak di perbatasan antara Kabupaten Tegal dan Kota Tegal, menjadikan Sutapranan sebagai wilayah penyangga yang penting dengan aksesibilitas tinggi
-
Modal Sosial Kuat
Kehidupan masyarakat ditandai oleh tingginya partisipasi dalam kegiatan sosial dan keagamaan, yang menjadi fondasi utama dalam pembangunan desa
-
Potensi Pertanian Inovatif
Adanya inisiatif budidaya tanaman bernilai ekonomi tinggi seperti porang menunjukkan visi desa dalam mengoptimalkan sumber daya alam dan meningkatkan kesejahteraan warganya

Terletak di jalur strategis Kecamatan Dukuhturi, Desa Sutapranan menjelma menjadi salah satu desa dengan dinamika sosial dan ekonomi yang menarik di Kabupaten Tegal. Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan pusat aktivitas ekonomi, Sutapranan tidak hanya menjadi kawasan pemukiman, tetapi juga episentrum potensi agraris dan wirausaha yang terus berkembang. Dengan modal sosial yang kokoh dan inisiatif pemberdayaan yang mulai membuahkan hasil, desa ini menunjukkan prospek cerah di tengah lanskap regional yang kompetitif.
Keberadaannya di Kecamatan Dukuhturi, yang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan dan industri skala kecil di Tegal, memberikan Desa Sutapranan keuntungan ganda. Di satu sisi, warganya dapat dengan mudah mengakses pasar dan lapangan kerja di perkotaan. Di sisi lain, desa ini masih mempertahankan karakteristik pedesaan yang kental dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, menjadikannya sebuah contoh menarik dari perpaduan antara tradisi dan modernitas dalam pembangunan wilayah.
Geografi dan Demografi Wilayah
Desa Sutapranan secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada pada koordinat 6°55′3.4853″ Lintang Selatan dan 109°7′57.9292″ Bujur Timur. Letak geografisnya terbilang sangat strategis, berfungsi sebagai salah satu wilayah penyangga yang menghubungkan kawasan perkotaan dengan pedesaan.
Luas wilayah Desa Sutapranan tercatat sebesar 0,40 km² (atau 39,95 hektare), berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal tahun 2022. Meskipun memiliki luas yang relatif tidak besar, wilayah ini dimanfaatkan secara optimal untuk pemukiman penduduk serta sebagian kecil untuk lahan pertanian.
Secara kewilayahan, Desa Sutapranan memiliki batas-batas yang jelas dengan wilayah di sekitarnya. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan langsung dengan Kota Tegal, yang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi. Di sebelah timur, desa ini bersebelahan dengan Kecamatan Talang. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Adiwerna dan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Brebes. Batas-batas ini menempatkan Sutapranan di persimpangan arus pergerakan barang dan jasa, yang secara tidak langsung turut memengaruhi corak perekonomian warganya.
Berdasarkan data kependudukan dari Sistem Informasi Desa (SIDesa) Provinsi Jawa Tengah tahun 2020, jumlah penduduk Desa Sutapranan tercatat sebanyak 4.471 jiwa. Dengan luas wilayah 0,40 km², maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 11.177 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, mencerminkan fungsinya sebagai kawasan pemukiman yang diminati di sekitar perkotaan.
Pemerintahan dan Dinamika Sosial Kemasyarakatan
Roda pemerintahan di Desa Sutapranan berjalan di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Kurniawan, beserta jajaran perangkat desa lainnya. Struktur pemerintahan ini bertanggung jawab atas administrasi kependudukan, perencanaan pembangunan, serta pelayanan publik bagi seluruh warga. Kantor desa yang beralamat di Jalan K.H. Abu Su`ud I menjadi pusat administrasi dan kegiatan pemerintahan sehari-hari, sekaligus menjadi ruang publik bagi warga untuk menyampaikan aspirasi.
Salah satu kekuatan utama Desa Sutapranan yakni kehidupan sosial kemasyarakatannya yang solid dan aktif. Hal ini tercermin dari tingginya partisipasi warga dalam berbagai kegiatan komunal, baik yang bersifat keagamaan maupun sosial. Salah satu contoh nyata dari kuatnya modal sosial ini ialah penyelenggaraan acara "Muharoman Kubro" pada Juli 2023, yang berhasil menghimpun partisipasi ribuan warga Nahdliyyin dari desa tersebut. Kegiatan semacam ini tidak hanya berfungsi sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai perekat kohesi sosial, memperkuat rasa persaudaraan dan gotong royong antarwarga.
Semangat kebersamaan ini menjadi fondasi penting dalam setiap program pembangunan yang dijalankan di tingkat desa. Partisipasi aktif masyarakat, baik melalui lembaga desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), hingga kelompok-kelompok informal, memastikan bahwa arah pembangunan sejalan dengan kebutuhan dan harapan kolektif. Kekuatan sosial inilah yang menjadi aset tak ternilai bagi Desa Sutapranan dalam menghadapi tantangan zaman dan mendorong kemajuan wilayah secara mandiri.
Potensi Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat
Perekonomian Desa Sutapranan tidak dapat dilepaskan dari konteks ekonomi Kecamatan Dukuhturi secara keseluruhan, yang ditopang oleh tiga sektor utama: perdagangan, industri skala kecil, dan pertanian. Banyak warga Sutapranan yang menggantungkan hidupnya pada sektor perdagangan, termasuk menjadi wirausahawan Warung Tegal (Warteg) yang merantau ke kota-kota besar, sebuah fenomena yang telah lama menjadi ciri khas ekonomi Tegal.
Meski demikian, desa ini juga menunjukkan potensi yang signifikan di sektor pertanian, terutama melalui inisiatif-inisiatif inovatif yang digerakkan oleh komunitas. Salah satu inisiatif yang paling menonjol yaitu program budidaya tanaman porang yang diinisiasi bersama kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Tanaman porang, yang memiliki nilai jual tinggi dan permintaan pasar ekspor yang terus meningkat, dilihat sebagai peluang untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan yang kosong dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi keluarga.
Dalam sebuah program pendampingan yang tercatat dalam jurnal ilmiah, Kepala Desa pada saat itu, Alip Indrajati, bersama perangkat desa dan kelompok PKK, menyambut baik sosialisasi dan implementasi budidaya porang. "Kami sangat mendukung budidaya porang ini karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan dapat membantu meningkatkan pendapatan warga, terutama para ibu rumah tangga," ujar salah satu perwakilan desa. Program ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Desa Sutapranan memiliki keterbukaan terhadap inovasi pertanian dan kemauan untuk mengembangkan komoditas baru yang lebih prospektif.
Selain pertanian, denyut ekonomi kerakyatan juga terasa melalui berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dijalankan oleh warga dari rumah mereka. Usaha-usaha ini, meskipun belum tersorot secara masif, menjadi tulang punggung ekonomi lokal yang memberikan kontribusi penting bagi perputaran uang di tingkat desa.
Arah Pembangunan dan Prospek Masa Depan
Menatap masa depan, Desa Sutapranan memiliki beberapa modal dasar yang dapat dioptimalkan untuk mencapai kemajuan yang lebih pesat. Lokasinya yang strategis di perbatasan kota dan kabupaten merupakan keuntungan utama yang menjanjikan akses pasar yang luas dan kemudahan konektivitas. Posisi ini memungkinkan desa untuk tidak hanya menjadi pemasok tenaga kerja bagi sektor industri di sekitarnya, tetapi juga berpotensi menjadi pusat produksi komoditas tertentu, seperti hasil pertanian bernilai tinggi.
Pengembangan sektor pertanian melalui diversifikasi tanaman, seperti yang telah dirintis dengan budidaya porang, merupakan langkah strategis yang perlu terus didorong. Dengan dukungan dari pemerintah desa dan pendampingan teknis yang berkelanjutan, Sutapranan dapat menjadi salah satu sentra agribisnis baru di Kecamatan Dukuhturi. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama di kalangan petani muda dan kelompok perempuan, akan menjadi kunci keberhasilan program ini.
Lebih lanjut, modal sosial yang kuat harus terus dipelihara dan diberdayakan sebagai motor penggerak pembangunan. Semangat gotong royong dan partisipasi aktif warga dapat diarahkan untuk mendukung program-program pembangunan infrastruktur dasar, peningkatan kualitas lingkungan, serta pengembangan kegiatan ekonomi kreatif. Dengan sinergi yang baik antara pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan, dan seluruh warga, Desa Sutapranan memiliki peluang besar untuk bertransformasi menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.